Larutan indikator
Untuk
mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita
juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator.
Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan
tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan indikator
dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
Identifikasi
larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator,
yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru.
Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya.
Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam
larutan asam dan basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh, larutan
fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di
lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna.
Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral, tidak
cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein.
Larutan
metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan
asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan
netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan
basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat
basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan tabel warna larutan berikut ini.
Warna Larutan Indikator pada Lingkungan Asam, Basa, dan Netral :
1. Fenolftalein
Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
2. Metil merah
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
4. Bromtimol biru
Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning
Beberapa contoh larutan indikator :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar